Lembah Plasma terletak antara Gunung
Lemongan dan Gunung Tarub. Gunung Tarub dan gunung Lamongan (Asal kata dari
bahasa pandalungan “Klemongan atau Lemongan” yang berarti ”membingungkan”)
sedangkan Tarub berasal dari kata “Terop” yang berarti menaungi karena
puncaknya yang selalu tertutup awan, terletak di perbatasan dua kabupaten,
yakni kabupaten Lumajang (Desa Papringan kecamatan Klakah) dan Kabupaten
Probolinggo (Desa Gedangan kecamatan Tiris). Kedua gunung ini merupakan satu
gugusan gunung berjenis strato yang masih aktif dan tergolong gunung api paling
berbahaya dengan catatan letusan terakhir pada bulan Februari 1898 menyebabkan kerusakan
besar di daerah Lumajang dan Probolinggo hingga menyisakan ketinggian sekitar
1651 mdpl untuk puncak gunung Lamongan dan 1671 untuk puncak gunung Tarub serta
menghasilkan Lembah kecil di tengahnya (Lembah Plasma) dan 36 Maar (danau
kawah) di sekelilingnya.
Tim dari Plasma yang dipimping
oleh Iwan Slash salah satu alumni kami dari angkatan XIV membutuhkan waktu 2
hari 3 malam, perjalanan di mulai dari klakah, kami memulai perjalanan pada
malam hari menuju camp pertama yaitu watu gede,
dipagi hari kami menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan ke puncak
G.lemongan yang penuh dengan perjuangan dan membutuhkan semangat sangat tinggi,
hal itu dikarenakan trek yang berbahaya dan menanjak. Setelah melaksanakan
perjalanan yang panjang kami melakukan perjalanan menuju camp yang kedua, hal
itu pun sangat berbahaya karena kami harus melipiri bukit berbatu di puncak
lemongan. Dan akhirnya sampailah di camp kedua dan kami mendirikan tenda disana
semalaman. Hari keesoknya kami mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan
ke lembah plasma dan harus turun kembali kesisi yang satunya yaitu lembah di
celah antara lemongan dan tarub, disitu mulailah pembukaan trek karena masih
jarang dijamah orang lain. Dan tidak luput kami memasang trek point pada setiap
trek yang akan dilalui. Setelah beberapa jam melakukan perjalanan akhirnya kami
sampai pada lembah agung plasma.
FAKTA LEMBAH PLASMA
Berdasarkan catatan Junghun , yakni seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan pengarang berkebangsaan Jerman lalu berganti Belanda (Buch "Java seine Gestalt, Pflanzendecke und innere Bauart" Band 1. Arnoldische Buchhandlung, Leipzig 1852), Lembah "PLASMA" ini adalah kawah sebenarnya dari gunung Lamongan yang dihasilkan dari letusan gunung Lamongan Purba ketika masih merupakan kerucut raksasa. Karena itu, di lembah ini aktifitas vulkanik masih terasa sampai saat ini, ditandai dari tanah yang hangat dan terkadang berasap, jenis tanah berupa pasir kasar berwarna hitam keputih-putihan sebagai akibat dari proses pelapukan batuan vulkanik yang terbentuk saat terjadinya letusan gunung Lamongan purba terjadi, dan pohon-pohon yang jarang tumbuh hanya didominasi lumut yang sangat tebal yang tumbuh di tanah dan batu sebagai indikasi masih adanya gas sulfur(belerang) disana. Karena itu, di lembah PLASMA sebenarnya sangat rawan terbentuk gas beracun, yakni gas methan yang dihasilkan dari timbunan gas sulfur di dalam tanah yang sangat lama tersimpan. Dan ketika gas ini keluar dari tanah kemudian bercampur dengan : ir hujan atau embun, maka akan sangat berbahaya bagi manusia, seperti contohnya yang sering terjadi di kawah ratu -jawa barat.
Berdasarkan catatan Junghun , yakni seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan pengarang berkebangsaan Jerman lalu berganti Belanda (Buch "Java seine Gestalt, Pflanzendecke und innere Bauart" Band 1. Arnoldische Buchhandlung, Leipzig 1852), Lembah "PLASMA" ini adalah kawah sebenarnya dari gunung Lamongan yang dihasilkan dari letusan gunung Lamongan Purba ketika masih merupakan kerucut raksasa. Karena itu, di lembah ini aktifitas vulkanik masih terasa sampai saat ini, ditandai dari tanah yang hangat dan terkadang berasap, jenis tanah berupa pasir kasar berwarna hitam keputih-putihan sebagai akibat dari proses pelapukan batuan vulkanik yang terbentuk saat terjadinya letusan gunung Lamongan purba terjadi, dan pohon-pohon yang jarang tumbuh hanya didominasi lumut yang sangat tebal yang tumbuh di tanah dan batu sebagai indikasi masih adanya gas sulfur(belerang) disana. Karena itu, di lembah PLASMA sebenarnya sangat rawan terbentuk gas beracun, yakni gas methan yang dihasilkan dari timbunan gas sulfur di dalam tanah yang sangat lama tersimpan. Dan ketika gas ini keluar dari tanah kemudian bercampur dengan : ir hujan atau embun, maka akan sangat berbahaya bagi manusia, seperti contohnya yang sering terjadi di kawah ratu -jawa barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar